Saturday, March 03, 2012

Saturday, March 03, 2012
hanya dengan memandang wajahmu
yang selalu berada di dalam kepalaku
sudah bisa membuatku tersenyum.

Saturday, January 21, 2012

Wah Jangan Gembira Dulu, Saya Telah Kembali

Saturday, January 21, 2012
Sepeti menahun ya aku nggak mencoretkan kata-kata di lembaran ini. Jujur, memang tidak ada yang perlu untuk didengarkan dariku, kalau memaksa malah jadi krik bin garing jadinya :)) *apa ini*

Artinya?
Hm, mungkin tidak serumit dan seserius itu. Hanya persoalan klasik yang sampai sekarang belum bisa aku temukan penangkalnya, dan hampir seluruh insan akan mengatakan tidak akan bisa. Asal kamu tahu, semua ini sederhana saja.

Ada saat ketika ketidakjujuran bukan lagi sebuah kebohongan
Ketika tameng kebiasaan menjadi kehampaan
Ketika kamu menganggap ini adalah aib, yang akan membuatmu malu dengan dirimu sendiri
Bukan pada orang lain--dan inilah makhluk yang sangat mengerikan
Hampir setiap saat menjadi oposisi dalam kehidupan.

There are times, aku ingin mereka mengerti, tapi mengapa mereka harus mengetahui sedangkan diri sendiri mengenyahkannya. 
Jangan cemas kawan, aku bisa berdiri denganku. 
Although, Im holding for nothing.

Sunday, November 13, 2011

It Cant Be

Sunday, November 13, 2011
Sejak lama sih, aku tahu kalau dia itu tipe yang adorable. Kesan pertama aku menganggapnya orang yang galak, ketus. Tapi ternyata ya... setelah agak lama aku sadar kalo dia aslinya baik. Lalu, beberapa hari yang lalu, melihatnya mengenakan jaket *piip* yang seharusnya terlihat biasa saja. Sesuatu yang ada dalam dirinya membuat dia menjadi tidak biasa, saat itu, pagi itu. Benar-benar nggak ada kata yang aku pikirkan. Sepersekian detik kemudian aku bergumam, ini tidak mungkin. Tidak boleh; tidak seharusnya.

Entahlah lalu aku berpikir terlalu jauh tentang apa yang akan terjadi. Teman temanku, aku, semuanya. hhhh. Saat ini aku melupakannya. Bayangannya melintas dipikiranku, aku segera mengalihkannya. Ini tidak boleh terjadi, dan sesungguhnya pun, aku tidak mau. Aku tidak mau kembali jatuh ke dalam jurang yang, semuanya tahu bahwa sangat sulit untuk keluar dari sana.

Aku yakin aku bisa menghilangkanmu, boy. :)

Sunday, October 02, 2011

No Hope Anymore.

Sunday, October 02, 2011
akhir-akhir ini jarang ketemu sama dia. kalaupun ketemu kok nggak nyapa, nggak ngobrol lagi ya kayak dulu. apakah ini jawaban? aku pernah meminta padaNya. jauhkan bila dia tidak baik untukku.

sering banget aku memosisikan menjadi dirinya, lalu secara objektif berusaha melihat aku dari sudut pandangnya. berusaha menebak nebak dia-seperti-apa-dan-bagaimana-jalan-pikirannya. ya. objektif. dan itu memberikan sedikit sentakan yang membuatku sadar.

siapakah aku.
siapakah dia.

aku seperti ini.
dan tidak teralu susah untuk menebak dia seperti apa.

beginilah kehidupan sosialku, lingkungan teman, cara berpikir
inilah. sangat susah mengerti lingkungannya dan cara berpikirnya.
sangat susah untuk mengejar maksudnya

tidak cukup clue yang ada untuk memudahkan teka-teki ini
lama kelamaan, tidak ada cukup tenaga yang tersisa
untuk bertahan mencoba menyejajarkan pada dirinya.

yasudah sih. nggak maksa. lagian aku juga ingin hidupku lebih stabil.
aku menulis ini karena kemarin-kemarin aku pikir ini sesuatu yang.. bisa dilupakan.
dan, ya, bisa dilupakan bila aku membuangnya dalam tulisan ini

kedepannya bisa ku abaikan.
pasti Hope, aku pasti bisa anggap kamu nggak ada.

Thursday, September 29, 2011

Semakin Parah

Thursday, September 29, 2011
Tertekan.
Kehidupan sekarang. Harusnya aku menyadarinya sejak awal. Mengapa aku begitu mudah untuk  digerakkan.
Sekarang beginilah.  Aku sangat tidak bersemangat.
Mungkin--well, memang-- ada perasaan puas , bangga, senang. Namun hanya, sekedar itu saja. Tidak lebih.
Belum cukup untuk membuatku menjadi sebuah ekspektasi.

Wednesday, September 14, 2011

Disana, Disini yang Dulu

Wednesday, September 14, 2011
"Namun kau terlanjur datang, bahkan pergi kini. Hingga aku sadar sekeping hatiku sudah terbawamu, dan aku kehilangan.."

cukup tau. dari awal aku mengerti kalo bakal kayak gini. tapi aku tetep maju, yah aku terima. ini konsekuensinya.
dia samasekali nggak salah. aku yang salah, sepenuhnya. aku berhak dihukum.
dan yang akan menghukum diriku adalah Aku.


bagi sebagian orang, menghukum diri sendiri merupakan cara menikmati kesalahan itu.
berada di bawah sebuah kesalahan. perbuatan bodoh. tapi biarkan aku merasakannya sejenak saja.
beristirahat. untuk kemudian kembali ke posisiku semula.

disana. disini yang dulu. 

Saturday, September 10, 2011

Saturday, September 10, 2011
Sepi.
Tak ada sahutan darimu.
sudah kulanggar janjiku
demi mengetahui apakah, kita sebagai teman, baik-baik sajakah

Untuk sekedar memulai
merangkai kata, hm tidak, memilih kata susaah sekali
dan ketika aku sudah menemukannya
kamu mengabaikannya begitu saja

hingga ketika
sebuah kata.
cukup membuatku mengerti
bahwa semuanya hampir mungkin
kembali seperti semula.
semoga bukan hanya hari ini,
namun hari ini, esok, dan seterusnya.

Saturday, July 09, 2011

yang Kutemukan

Saturday, July 09, 2011
Kemarin aku ke Galeri Tujuh Bintang di jalan Sukonandi, ada pameran lukisan. Waktu mau masuk ke ruang galerinya, di depan ada mbak mbak keliatan bingung. Aku sih awalnya diem aja. Sampai akhirnya mbaknya bilang "galerinya kok sepi banget ya saya jadi bingung ini ada pameran atau enggak. ya sekarang bareng aja deh udah ada temennya" sambil senyum. Aku ya nanggapin sekenanya aja. Bener sih, keliatan sepi banget. Tapi di pintu masuk ada keterangan open-buka. Jadi aku yakin kalo pamerannya diadain hari itu.

Oh ternyata, galerinya memang tertutup. Pintu masuknya harus ditutup kembali setelah dibuka. Beda sama galeri galeri yang lainnya, yang pintu masuknya selalu terbuka.

Terus.. ya aku nikmatin liat-liat lukisan. Sampai-sampai nggak sadar udah ngobrol sama mbak tadi. Tanya sekolah dimana kelas berapa, ternyata mbaknya udah kuliah hampir semester akhir. Aku curhat tentang bimbanganku tentang fakultas apa yang mesti aku pilih.

Cara mbaknya njelasin, nasihatin, itu enak didenger. Saat itu aku udah tertarik sama mbak tadi. Keliatannya orangnya tulus. Habis ngobrolin tentang itu, aku nanya dimana lagi galeri yang pas hari itu ada pameran. Dikasih tau sama mbaknya. Ohya, ternyata mbaknya merupakan seorang penikmat lukisan, tapi nggak bisa ngelukis. Kayak aku gini hehehe ternyata nggak cuma aku yang menikmati lukisan tanpa bisa membuatnya.

Yah pokoknya begitulah. Sampai akhirnya aku dapet fb mbaknya dan aku baca blognya.

Subhanallah. Bahasanya sungguh membuat yang membaca jadi nyaman.

Sungguh... entahlah. bagus sekali.

Aku kenal seorang lagi yang memiliki karakter seperti mbak tadi, tapi aku nggak pernah ketemu. Dia sangat baik juga. Apa mungkin orangnya juga seperti mbak tadi?

Dua orang, memiliki karakter seperti ini, dan dua-duanya merupakan jurnalis. Apakah ada keterkaitan antara jurnalis/reporter dengan karakter ini? apakah pernah ada survei mengenai ini? Karena menurutku, iya, ada hubungannya. Jurnalis sangat baik dalam mengolah kata-kata. Sehingga, tulisan mereka pun menjadi sangat enak dibaca. Entah itu sangat berbobot atau hanya ocehan ringan belaka.

Namun yang pasti, mereka telah memberikan contoh, menjadi tauladan, dalam kehidupanku. Aku sungguh kagum dengan mereka. Mereka tidak saling kenal lho. Sama sekali tidak. Namun mereka adalah sosok-sosok kuat. Jauh dari keluarga, mencoba bekerja sendiri, namun masih ingat dengan Allah SWT dan keluarga mereka. Benar-benar memenangi "cobaan" hidup di masa sekarang.

Semoga aku bisa seperti mereka :) Amin.
ERENA's © 2014