Monday, November 18, 2013

dia yang baru?

Monday, November 18, 2013


Hai.


Seharusnya aku menulis ini beberapa waktu yang lalu. Tapi moment dan ketenanganku baru ada sekarang hehehe.

Di postingan-postinganku yang sebelumnya aku selaluu aja bahas tentang dia yang—kata ‘kita’ tuh udah lama banget. Bukan so last year lagi tapi almost 6 years. namun sekarang ada nama baru yang belakangan ini mengusik pikiranku. Dengerin lagu sedikit aja, inget sama dia. Buka twitter kalo di timeline ada dia, tau-tau senyum-senyum sendiri—iya, aku menyadari itu; atau kalo dianya nggak ada, otomatis buka profilnya di new tab. Jadi kepo gitu, ngecekin conversationnya, favoritesnya, following-followersnya. Di kehidupan sehari-hari juga jadi otomatis nyariin dia. Alay bet :|

Di posisi ini aku kembali berpikir ke dia yang dulu. Seharusnya aku nggak perlu sedih-sedih seperti kemarin. Realistis, kita udah lost contact lebih dari 5 tahun; ketemu juga Cuma nyapa doang nggak ngapa-ngapain. Aku yakin banget dia udah ngubur namaku dalam dalam di masa lalunya. Sempet ge-er juga karena merasa aku-lah yang membuat dia jadi seperti sekarang—ya, he is an idol now, if you get what i mean. Enggaklah ya, dia berubah karena dia mau, karena dirinya sendiri. 

Sekarang udah nggak ada dia-yang-dulu lagi, adanya dia-yang-baru. Mulai saat ini kalo aku nyebut ‘dia’ itu berarti dia-yang-baru ya. Aduduh, ribet. Ehem.

Namun yang terjadi sekarang adalah... aku nggak sedalam itu kok suka sama dia, Cuma kagum aja ternyata.

Dari awal aku udah nggak yakin. Kemarin dulu sempet tertarik sama dia, lapi calm lagi, walaupun nggak jadi netral. Sampai suatu saat dia.. hmm terjadi sesuatu. Aku jadi (sok) care gitu. Jadi sebel sama diri sendiri juga, kenapa aku harus bersikap kayak gitu. Disini aku lebih membatasi diri lagi. 

Dan... dan... jeng jeng, aku mengakui aku sudah jatuh. Namun belum sepenuhnya. Begitu banyak hal yang aku pikirkan tentang dia. Salah satu sahabatku bilang, “Kamu bisa suka sama dia karena apanya?”, aku jawab, “Ya dia tu (aku nyebutin beberapa alasan yang kurasa jadi penyebabnya)”, sahabatku itu membalas,”kalau Cuma itu, masih banyak yang lebih dari dia. Yang membuat kita sulit ngelupain seseorang itu kalau kita sendiri nggak tau kita bisa suka sama dia karena apa”.

Iya juga sih, dia ada benernya. Dan aku ada beberapa alasan, itu artinya aku nggak terlalu sulit dong ngelupain dia. Karena jujur aja perasaan ini bikin aku jadi nggak nyaman. Apa-apa harus aware, kontrol diri biar kelihatan natural. Kalau diterusin bisa bikin tambah susah, sakit sakit sendiri, galau galau sendiri; dianya belum tentu ngerasa pula. Malah tambah runyam kalau sampai dia tahu atau ngerasa. Jadi? Ya jadi, yaudah, sampai disini aja dia-yang-baru-nya.

Tuesday, August 20, 2013

Masih Tentang Firasat Tidak Pernah Berbohong

Tuesday, August 20, 2013
Makhluk macam apa dirimu itu? Kamu membuatku menjadi orang bodoh. Sedari pagi aku nggak bisa nggak mengingatmu. Apa? aku berbohong? Keterlaluan. Kamu yang memberikan alasan untuk aku selalu memikirkanmu. Aku tidak bisa berhenti bertanya-tanya; apakah kamu baik-baik saja? tidak akan ada hal buruk lain yang menimpamu kan? apakah kamu butuh sesuatu? ..huh. Ingin sekali rasanya aku menerobos penjagaan ketat ego dan logikaku. Berada disampingmu untuk merawatmu, walau hanya untuk sementara.  Kamu sedang sakit, mana mungkin aku hanya menjengukmu lalu sudah, gitu? Sulitnya menahan gemuruhku saat aku melihat wajah dan matamu dalam ingatanku, yang dengan sangat hati-hati kurekam saat kunjunganku yang lalu, kemudian kusimpan dengan rapi. Aku pikir adanya agenda dan sebuah hang out bisa menyelamatkanku darimu, namun kenyataannya? Sudahlah. Ada baiknya jika aku segera mengakhiri cerita ini.

Saturday, August 17, 2013

Firasat Tidak Pernah Berbohong #2 (maaf untuk #1 tidak saya publikasikan)

Saturday, August 17, 2013
[sabtu, 17/08 kurang lebih pk 8 malam, di sebuah gerai makanan]

Akhirnya aku memutuskan untuk menjenguknya. Entah kenapa, saat aku memikirkan hal itu, aku jadi yakin dan nggak ada rasa ragu lagi. Yang aku pikirkan cuma aku harus jenguk dia, aku harus bertemu dia, aku harus tahu keadaannya gimana.

Walau aku tahu dia sudah ada yang punya, hari-harinya diisi oleh seseorang, di hatinya ada perempuan lain, aku terima kenyataan itu. Bisa berhadapan dengannya lagi, saling bicara, cukup membuatku lega.

Tadi pagi aku benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih; aku terus mengulanginya: aku harus gimana, apa yang harus aku lakukan. Namun sekarang aku sangat tenang, sampai-sampai rasanya tidak ingin bicara dan berpikir tentang apapun. Bahkan tentang apakah dia masih menyimpan rasa terhadapku, itu bukan masalah lagi.

[masih sabtu, kurang lebih pukul 11 malam, di rumah]

Sepertinya aku belum bisa berdamai dengan rasa sesak ini. Sejak meninggalkan rumahnya, kesadaranku seakan melayang. Sulit sekali mengatakannya. Aku masih baik-baik saja ketika berpamitan dengan orang tua temanku, ketika sedikit bertukar cerita lalu say goodbye pada temanku itu sebelum aku pulang, dan ketika bertemu ibuku di ruang tamu; aku masih bisa ceria dengan beberapa guyonan-ku, membuatku kaget sendiri bahwa aku bisa semahir itu menutupinya.

Namun rasa pengap itu kembali menghampiriku saat aku sudah berada di dalam kamarku. Aku sendirian. Tidak ada yang melihatku bersikap aneh. Aku tidak melakukan apapun, tidak membereskan buku-buku, tidak memasukkan pakaianku yang sudah disetrika, bahkan aku belum menggantung jaket yang baru saja aku lepaskan; aku hanya menaruhnya saja. Aku hanya tergeletak tidak beraturan di atas kasurku, memeluk guling, dan menenggelamkan wajahku di sana.

Aku mengingatmu. Tanpa terasa pipiku basah. Satu.. dua.. tiga.. aku tidak bisa menghentikannya. Ia terus memaksa keluar, dan aku sama sekali tidak keberatan. Sekalian menghantarkan nafasku yang berat. Rasanya aku tidak sanggup melihatmu seperti itu. Setelah sekian lama, akhirnya aku berani menemuimu terlebih dulu. Tapi kenapa kamu harus begini baru aku bisa mengalahkan egoku? Huh..

Sekarang ini aku sudah cukup bisa mengendalikan diri. Belum lelah untuk tertidur, namun tidak sebaik itu untuk bisa melakukan hal-hal yang produktif. Sebaiknya aku berdoa untukmu, seperti yang sebelum-sebelumnya aku lakukan. Dan aku meminta maaf atas menyelipkan namamu dalam harapan-harapanku tanpa meminta izin kepadamu terlebih dulu.

Friday, August 02, 2013

Menyulam Tanya

Friday, August 02, 2013
tak ada.
entah sudah berapa lama.
semakin kutelisik jejakmu, mungkin aku bisa mengerti.
selama ini aku belum berkamu, tidak seperti dirimu.
hahaha...
jangan dulu senang dengan merasa menang.
ini sama sekali bukan kamu.
ini tentang-ku.
aku bertanya, apa jadinya bila kita bertemu?
ya, kemarin dulu aku berhasil menenggelamkan gengsi, 
demi kemungkinan bertatap sepintas lalu.
memang garis takdir berseru lain, aku bersyukur.
yang masih aku sangsikan,
kesempatankah yang diberikan lagi padaku, 
atau pertanda aku harus berhenti?
hmm.. ini terlampau rumit.
mungkin aku akan membuatnya menjadi sederhana saja.

Sunday, May 12, 2013

Sunday, May 12, 2013
maaf lama tidak bersua.
ada sedikit-sedikit waktu luang, namun sulit mencari sedikit ruang untuk berkata.
tunggu esok saat keheningan mendera.

Friday, April 19, 2013

Myths Facts About Introverts

Friday, April 19, 2013
sesuatu yang bakal aku paste berikut ini aku copy dari notes orang yang dishare orang lain. kebetulan ada di home facebook. pertamanya agak males juga karena huruf semua (tahu kan ya hurufnya kecil kecil gitu). tapi karena aku sedang dalam usaha untuk rajin membaca, aku paksa baca. mungkin bagi banyak orang ini nggak penting. tapi aku memang suka fact fact yang seperti ini hehehehe.


Myths Facts About Introverts :
Myth #1 – Introverts don’t like to talk.
This is not true. Introverts just don’t talk unless they have something to say. They hate small talk. Get an introvert talking about something they are interested in, and they won’t shut up for days.

Myth #2 – Introverts are shy.
Shyness has nothing to do with being an Introvert. Introverts are not necessarily afraid of people. What they need is a reason to interact. They don’t interact for the sake of interacting. If you want to talk to an Introvert, just start talking. Don’t worry about being polite.

Myth #3 – Introverts are rude.
Introverts often don’t see a reason for beating around the bush with social pleasantries. They want everyone to just be real and honest. Unfortunately, this is not acceptable in most settings, so Introverts can feel a lot of pressure to fit in, which they find exhausting.

Myth #4 – Introverts don’t like people.
On the contrary, Introverts intensely value the few friends they have. They can count their close friends on one hand. If you are lucky enough for an introvert to consider you a friend, you probably have a loyal ally for life. Once you have earned their respect as being a person of substance, you’re in.

Myth #5 – Introverts don’t like to go out in public.
Nonsense. Introverts just don’t like to go out in public FOR AS LONG. They also like to avoid the complications that are involved in public activities. They take in data and experiences very quickly, and as a result, don’t need to be there for long to “get it.” They’re ready to go home, recharge, and process it all. In fact, recharging is absolutely crucial for Introverts.

Myth #6 – Introverts always want to be alone.
Introverts are perfectly comfortable with their own thoughts. They think a lot. They daydream. They like to have problems to work on, puzzles to solve. But they can also get incredibly lonely if they don’t have anyone to share their discoveries with. They crave an authentic and sincere connection with ONE PERSON at a time.

Myth #7 – Introverts are weird.
Introverts are often individualists. They don’t follow the crowd. They’d prefer to be valued for their novel ways of living. They think for themselves and because of that, they often challenge the norm. They don’t make most decisions based on what is popular or trendy.

Myth #8 – Introverts are aloof nerds.
Introverts are people who primarily look inward, paying close attention to their thoughts and emotions. It’s not that they are incapable of paying attention to what is going on around them, it’s just that their inner world is much more stimulating and rewarding to them.

Myth #9 – Introverts don’t know how to relax and have fun.
Introverts typically relax at home or in nature, not in busy public places. Introverts are not thrill seekers and adrenaline junkies. If there is too much talking and noise going on, they shut down. Their brains are too sensitive to the neurotransmitter called Dopamine. Introverts and Extroverts have different dominant neuro-pathways. Just look it up.


dan ini membuat aku kaget sendiri. hal-hal diatas menyadarkan aku bahwa... aku ini bisa digolongkan introvert. hampir semua yang dikatakan, benar atas diriku. ini... sedikit memusingkan kepala.

aku berusaha buat jadi seorang yang ekstrovert. karena mindsetku mengatakan bahwa ekstrovert lebih menyenangkan. membuahkan hasil juga. jumlah kenalanku meningkat.

disamping itu aku juga menyadari bahwa aku nggak bisa kayak orang - orang itu, yang dengan mudah cari bahan obrolan dengan orang yang ditahu (hanya tahu), obrolan nggak penting. sulit untuk menganggap mereka adalah teman-teman. secara default radarku  mencari plus-minus dari diri seseorang. lalu mengecap mereka. tidak bisa begitu memang. tidak bisa mengejudge orang hanya dari awalan saja; selain karena setiap orang juga punya sisi diri yang lain, setiap orang pun punya hak untuk berubah. ada sih, ada beberapa orang yang bisa aku maafkan, hanya beberapa. sesuai ya dengan myth-fact di atas. namun kejadiannya akan berbeda bila dengan orang asing, orang yang benar-benar tidak aku kenal, yang bertemu di jalan, di antrean dll.

seringkali aku lebih suka menjadi pendengar. bagiku mendengarkan terasa lebih menyenangkan. saat-saat dimana aku ingin berbicara adalah ketika topiknya sangat sangat menarik, bukan karena sedang gaul atau sedang booming, tapi yang benar-benar bisa membuat perhatianku berbelok. tapi bukan berati kalo aku nggak mau ngobrol dengan kamu, obrolanmu membosankan atau aku nggak suka berteman denganmu atau apa. biasanya aku menanggapi ucapanmu dengan berdialog pada diriku sendiri, sering aku lupa bahwa seharusnya aku mengatakannya. asyiknya berdialog dengan diri sendiri. hmm oke, mungkin aku sedang memikirkan hal lain yang cukup complicated, sedang bad mood, atau yaa memang sedang ingin berdiam dan mendengarkanmu bicara (atau juga, bisa saja aku naksir kamu jadi aku grogi hehehehe). sesuai juga ya dengan myth-fact di atas.

see? ternyata nggak mudah memahami diri sendiri. ini yang membuatku ragu untuk memastikan bahwa aku memahami orang lain. bagaimana bisa, diri sendiri yang sudah bersama-sama sejak awaaal sekalii aja belum bisa paham. :)

Sunday, April 14, 2013

draft: Apa yang bisa dibicarakan pukul setengah 12 malam?

Sunday, April 14, 2013
aku lupa pernah hampir mengepost ini, ini aku tulis pada 22 Maret yang lalu. ya, pada saat itu aku sedang dalam suasana terjaga-segan-tidur-tak-bisa. aku pun lupa kenapa aku tidak langsung mem-publish-nya saja. hehe.

kalian tahu, jadwal kuliahku yang semula berpusat di hari selasa menjadi berporos di hari jumat; yang seharusnya menjadi hari pendek. beberapa jadwal ada yang nggak match jadi harus diatur ulang dan jeng jeng jumat pendekku baru berakhir pukul 3 sore. 

itu baru kegiatan yang formal, ada hitam di atas putihnya. 

disini bukan ajang pamer, namun sekarang adalah saat dimana aku benar-benar frustasi dengan konsentrasiku di kelas saat kuliah. mengapa aku malah bisa fokus saat rapat? hm.. menghela nafas. aku join dua organisasi; keduanya memiliki jadwal kegiatan yang nggak bisa dibilang woles. 

hampir rasa menyesal dan sudah berpikir untuk melepas salah satu. tapi aku mempertimbangkan kepercayaan yang sudah diberikan kepadaku, dengan orang-orang didalamnya yang mulai aku kenal dengan baik. tentu tidak semudah itu untuk meninggalkannya, ya tidak semudah itu. 

dengan cukup bayak pikiran yang aku curahkan disana.. bisa ditebak, kuliahku menjadi sedikit terganggu. 

tugas dan pr jadi terbengkalai, susah juga untuk konsentrasi saat di kelas. ada rasa takut dengan IP-ku nanti (well, apalagi, hm?), karena hasil tanya-tanya dengan beberapa kakak angkatan semester dua ini adalah semester dimana indeks prestasi mereka turun, bahkan ada yang dengan jelas bilang anjlok. mentalku pun jadi anjlok mendengarnya, namun sebisa mungkin aku menenangkan diri bahwa aku bisa, aku pasti bisa.

aku mengakui bahwa aku belum pandai membagi waktu. banyak saat aku merasa malas dan berpikir bahwa ah-sudahlah-nanti-saja-pun-bisa. tapi kenyataannya? tidak seperti yang aku harapkan. yang semula target tugas dan pr harus dikerjakan sendiri, ada yang terpaksa meminjam milik teman untuk disalin. yakinlah bahwa sebenarnya aku sangat anti dengan itu; bila masih bisa mengerjakan sendiri I prefer do it by myself. karena aku tahu bagaimana perasaan seseorang jika tugas/pr yang sudah kamu kerjakan dengan hari-hati dan sungguh-sungguh seenaknya dipinjam dan tetiba menjadi nilai orang lain pula, sungguh menyebalkan. maafkan aku teman, sungguh.

aku akan terus berusaha mengubah hidupku yang masih malas-malasan ini menjadi tidak malas-malasan lagi.


keep moving forward --Meet the Robinson

Saturday, April 13, 2013

Menemukan Cafe Baru!

Saturday, April 13, 2013
Setelah lama merindukan Bengbengers, tadi malam aku dan kemas nyempet-nyempetin keluar ya walaupun sebentar. sebelumnya kami bingung bingung mau ke mana. usul kemas ke prawirotaman, sebuah daerah yang cukup dikenal dengan galeri seninya, juga cafe-cafenya. setelah berjalan (baca: bermotor) menyusuri jalan tirtodipuran (aku berusaha mengingat nama jalannya) kami memutuskan untuk berhenti dan singgah di sebuah cafe yang dari luar terlihat menarik. sepertinya memang begitu, karena ketika kami datang ada beberapa orang yang (menurutku) tengah menikmati dan familiar dengan cafe ini. khas cafe modern bergaya semi-tradisional, interiornya serba kayu pula terdapat minibar, bernama Lecker. Kami memesan hot chocolate.
jendela kaca Lecker cafe

kami berbincang tentang banyak hal. mulai dari teman-teman Bengbengers, cerita tentang teman di kampus, uts, kesibukan kami sekarang, dan tentu saja curhat. 
salah satu Bengbengers, namun satu-satunya yang bisa pergi bersamaku.
dia sedang mengejar impiannya untuk bisa lolos AIESEC, dan mengikuti exchange ke Rumania. tentu saja aku mendukung \o/ serius sekali persiapannya, dia bahkan meminta tips dariku untuk seleksi tahap kedua. (padahal aku baru sekali ikut seleksi yang menyerupai forum seperti itu).

senangnya bisa menyegarkan pikiran dengan mengobrol dengan seorang kawan. mengingat teman-temanku sekarang belum ada yang bisa klop sepenuhnya denganku.

well, semangat berjuang kemmy destiny! \o/


nb: more photos of Lecker are on my flickr :)

Thursday, March 28, 2013

Draft: Selasa, 26 maret 2013 20:36

Thursday, March 28, 2013

entah sudah berapa lama aku tidak bergerak, dengan tatapan kosong.
entah bagaimana caranya tadi aku bisa pulang ke rumah dengan selamat.
aku nggak tahu harus melakukan apa sekarang.
saat aku menulis sekarang ini pun aku bingung.
berdiam, tak bergerak.
diam bajaku tak sanggup menampung benang kusut dalam kepalaku. meleleh lihatku dibuatnya.

apa kabar bengbengers?
tanpa kalian kesepianku saat ini terasa sangat menyiksa.
berlutut ku pinta maafmu.
aku yang egois sampai-sampai sejenak bisa tidak mengingat kalian.
apalah aku ini, sedih ku beri, gembira ku pergi.
meleleh rasaku, roll film kebersamaan kita yang... wah sudah cukup lama juga ya.

inginku kembali seperti dulu, bersama kalian.

mereka disini jahat.
aku sakit karena mereka.
aku butuh kalian.

aku sedang berada di persimpangan.
sangat sulit untuk memilih.
tidak bisa aku memberi indikator dan membandingkan.
ini masalah perasaan orang lain.
masa bodo dengan diriku.
bagaimana bisa, aku telah memberikan harapan pada mereka,
namun ternyata segenap jiwaku tidak bersama mereka.

sudah ku coba kurunut kembali alasan dan jawaban saat dulu.
sulit menempatkan posisi seperti semula.
beberapa hal sudah berbeda.

lebih nyaman berada diantara keluarga sendiri.
mereka ini keluarga pula, namun berbeda.
aku harap pengertiannya.

tunggu.. mungkin aku hanya merasa? merasa bahwa sedang berada di persimpangan?

mungkinkah bahwa sesungguhnya ini hanya kamuflase?
mungkinkah ini samasekali bukan persimpangan?
Mungkinkah bahwa aku bisa menjalankan keduanya dengan seimbang?
sehingga aku tidak perlu membuat pertimbangan rumit untuk memilih?

tolong..
mereka begitu baik
mana bisa aku tega meninggalkan mereka
dengan kepercayaan yang sudah mereka percayakan
aku lepaskan?

aku yang salah, ada yang salah denganku
sejak awal selalu kucoba untuk merasa
apa daya hati selalu menolak

aku terlalu cengeng
sedikit beban kupikul, aku mengeluh
kucekoki hati dan pikiranku bahwa disekitarku pun banyak,
banyak orang yang harus selalu menentukan sikap seperti aku sekarang ini

seperti tertutup rapat toleransi dan pintu kesempatan untuk mereka.
entah, sulit menempatkan mereka dalam prioritas.

aku sungguh tidak bisa lagi berada diantara mereka.
nggak sanggup lagi aku berakting bahwa aku ini gembira dan sepenuh hati bersama mereka.

Saturday, March 16, 2013

Pagi yang Hujan

Saturday, March 16, 2013
pagi ini kembali hujan, gerimis tepatnya. membuat suasana yang tadinya sedikit panas menjadi mendingin. ya, ada sesuatu hal di rumah pagi ini yang membuat saya gerah, tapi yasudahlah.

entah mengapa, aku mulai bisa menikmati hujan baru-baru ini, setelah lepas masa sekolah. mungkin karena saat dulu aku terlalu banyak tertawa. bukan bukan, aku bukannya menyesal telah banyak tertawa, aku pun menyukai tawa. namun benar adanya bila itu membuat hatimu sedikit tidak peka. setidaknya itulah yang terjadi padaku.

mengapa hujan? 
aku paling suka bentuk saat para ksatria tetes air menyentuh permukaan bumi. ukiran yang indah. secepat ia datang, pun secepat ia menghilang.
hujan membuat semua menjadi dingin. 

banyak orang yang kecewa bila hujan turun. harus pakai jas hujan-lah, jadi basah. 
kalau cuaca panas menyengat, mereka mengeluh pula. 
bisakah sedikit bersyukur? 


Thursday, March 14, 2013

Hello Stranger

Thursday, March 14, 2013
hari rabu kemarin merupakan hari yang naik turun. ada tiga kelas tetapi terpisahkan jeda yang cukup lama. dari kelas pertama ke kelas kedua terdapat jeda tiga jam. ini kami(aku dan ke-4 temanku) manfaatkan untuk berpesta durian. beruntungnya durian ini berasal dari pohon salah satu temanku itu, jadilah gratis. terima kasih ya teman pemilik pohon durian :)

waktu senggang masih sekitar dua jam. nonton film jadi pilihan. kami sepakat menonton Hello Stranger, iya film Thai yang dibintangi Chantavit ganteng. tapi karena salah satu dari kami ada yang sudah pernah nonton, dia semangat menceritakan alur cerita ini dan itu bikin kami-kami yang belum nonton jadi gregetan. kan jadi nggak surprise lagi, but anyway its okay karena setiap dia mau ngomong udah kami pelototin duluan haha.

mungkin kalian sudah pernah nonton film ini juga, mengingat film ini keluaran lama, entah aku kok baru denger (dan juga baru saja nonton) film selucu dan seromantis ini.


sang cowok dekat dengan seorang baru. mereka sama-sama memiliki masalah dengan pasangannya. mungkin merasa senasib dan saling menyuport, tak disadari diantara mereka terjalin benang tak kasat mata. saat mereka sepakat untuk membuat hubungan mereka menjadi serius, pasangan sang cowok (yang ketika itu telah dianggap sebagai masa lalu) tiba-tiba muncul.
bisa ditebak apa yang sang cowok lakukan, ya, saat itu dia memilih pasangan lamanya. dan membiarkan, meninggalkan seorang baru sendirian.
satu tahun mereka berpisah, sang cowok menyadari bahwa sesungguhnya hatinya memilih seorang baru itu. satu tahun yang lalu, ia terlalu tergesa mengambil keputusan.
 hatinya memilih dia, seorang baru.


....film ini kembali mengingatkanku dengan dia.

bukankan terdapat sedikit persamaan? antara kisahku dengan film ini. aku menjadi pasangan lama, dia menjadi sang cowok, dan ada dia sebagai seorang baru.

bila aku memposisikan diri sebagai seorang baru, aku pun bisa mengerti mengapa sang cowok memilih pasangan lama. aku tidak bisa mengalahkan masa lalunya. kita tidak akan bisa mengalahkan masa lalu seseorang.

aku mencoba memposisikan diri sebagai sang cowok. mana bisa aku berpikir jernih bila tetiba pasangan lama muncul di hadapan. dialah yang selama ini aku perjuangkan. walaupun semua yang sudah aku jalani dengan seorang baru tidak bisa dilupakan begitu saja.

namun ternyata peran yang cocok denganku adalah pasangan lama. aku telah lama membiarkan sang cowok berada dalam keabu-abuan. teganya. dan mengapa aku keberatan bila sang cowok telah menemukan penyelamatnya?

memilih masa lalu atau masa esok adalah pilihan. jangan paksa seseorang untuk memilih.

Monday, March 11, 2013

Divisi Random, Himasta 2013

Monday, March 11, 2013
Resmi menjadi pengurus Himasta periode 2013, rasanya bersyukur dan bahagia banget. ini nggak lebay lho, aku merasa beruntung bisa lolos dan jadi staff, eh Punggawa Random :) Himasta yang kekeluargaannya erat, orangnya asik-asik, yang proker-prokernya menarik, dan nggak ada tuh yang punya "ideologi" tertentu. #ehem

Upgrading dilaksanakan di sebuah bangunan (mirip rumah pribadi) milik perangkat desa Kokap, Kulon Progo. iya persis disebelah waduk sermo, indah bukan ;) pujian buat yang bisa menemukan tempat untuk upgrading setepat ini.

berangkat sabtu pagi 9 maret 2013, langsung dilanjut dengan outbond sampai siang, lalu ada presentasi program kerja tiap biro/divisi, dan malamnya pentas seni. aku belum kasih tau ya aku di divisi apa? oke, simak yang berikut ini

aku berada di Divisi Random (Penalaran dan Pemberdayaan Organisasi Mahasiswa), nggak jauh beda sama PSDM atau HRD. tugas utama kami disini adalah memilih ketua untuk sebuah kepanitiaan dan memantau kepanitiaan tersebut; tapi ada juga beberapa program kerja yang isinya nggak cuma milih ketua, tapi kami juga ikut mengurusi blablabla-nya.

kenapa aku memilih menjadi Punggawa Random? karena aku suka program kerjanya. emang pada awalnya aku lebih ke Halma (Hubungan Antar Lembaga Mahasiswa) atau humas, tapi setelah aku rasain lagi, aku manteb di Random :)

untuk upgradingnya sendiri, seru abiz. perjalanan panjang saat outbond tuh nggak terasa, soalnya pepohonan, angin semilir, dan pemandangan indah waduk sermo melahap habis rasa lelah kami #cailah apalagi presentasi proker dan pensi-nya, bikin ketawa teruss. pada kreatif-kreatiflah pokoknya.

jadi habis pensi kami disuruh tidur, sekitar jam 10-an lah. baru aja tidur tiba-tiba dibangunin, aku nggak tau saat itu jam berapa posisi jam tanganku aku lepas karena basah di outbond tadi dan handphone aku matiin biar hemat batere. ngikut ajalah. ternyata disinilah acara inti upgrading, yap benar kami diyakinkan atau malah dibuat ragu lagi, bahasa singkatnya: dibentak-bentak. tapi waktu sharing abis di pos itu, koor-koorku bilang kalau kali ini jauh lebih ringan, tapi tepat sasaran. jadi kami tadi nggak sepenuhnya dimarah-marahin dibentak-bentak soal komitmen di organisasi ini, lebih menekankan pada keeratan antara koor dan staffnya.

yaa sempet kaget juga sih waktu di pos itu, tapi yang penting aku udah yakin banget nggak salah pilih: Himasta dan Divisi Random. :)

nb: ini Punggawa Random 2013:
Randomoid 1: Mas Lizar
Randomoid 2: Mbak Lusi
Randomoid 3: Rn
Randomoid 4: Qonit
Randomoid 5: Fantri
Randomoid 6: Astri
Randomoid 7: Mbak Kiki
Randomoid 8: Indri
Randomoid 9: Dimas

Sunday, February 03, 2013

Rahasia Tuhan

Sunday, February 03, 2013
aku tidak akan memaksa kalian untuk percaya akan apa yang baru saja terjadi pagi ini. karena aku pun tidak.

pagi ini aku memutuskan untuk berolahraga air--renang-- di sebuah tempat yang cukup terkenal. setelah selesai, aku memilih untuk membeli segelas teh manis hangat dan sebuah roti untuk sekedar mengganjal perut, dan sekalian mengeringkan rambutku yang masih basah. di hadapanku duduk seorang ibu yang terlihat ramah, juga memesan minuman yang sama. benar saja, ia menyapaku dengan pertanyaan "mbak, ini tehnya kurang manis ya, gulanya belum diaduk" sembari tersenyum aku pun mengiyakan, lalu ibu itu meminjam sendok pada si penjual, dan mengadukkan gelasku. aku agak merasa aneh, tapi ya sudahlah. aku bertanya, "ibu, sedang mengunggu putranya ya?" si ibu menjawab sambil tersenyum, "iya mbak, lagi di kamar mandi"

ada seorang anak kecil kira-kira berumur 4 tahun menghampiri si ibu, aku kira dialah anaknya namun ternyata bukan.
"tetangganya Bu?"
"ooh bukan mbak, dia les renang juga disini, bareng sama anak saya"
si ibu mengajak anak kecil itu untuk duduk bersama, "sini sini dek, saya ibunya mbak Elis (--nama disamarkan)"
namun anak kecil tadi malah berlari menjauhi si ibu tadi. aku hanya melihatnya dengan tersenyum.

tak lama kemudian, seorang perempuan menghampiri si ibu, ya dialah anaknya. ternyata anaknya sudah remaja, kupikir masih sekecil anak tadi. aku memberikan senyum hangat untuknya, yang juga tersenyum padaku karena melihat aku dan ibunya begitu akrab.

DEG.
maaf, siapa namanya tadi?
dengan identitas yang ia kenakan,
dengan senyumnya yang familiar,
dengan rambutnya yang dipotong seleher.
aku merasa mengenalnya.


aku beramah-tamah dengannya, bertanya sekolah dimana kelas berapa. aku semakin yakin. tidak salah lagi.

Astagfirullah. apa yang sedang Engkau rencanakan Tuhan?
mengapa Kau mempertemukan aku dengannya?

disaat aku sedang terseok-seok untuk melupakan dirinya, mengapa?
disaat aku sedang berusaha untuk merelakan, melepaskan, mengikhlaskan. mengapa?

tahukah kawan, perempuan ini adalah... gadisnya.

Thursday, January 31, 2013

Kamu Masih Disini?

Thursday, January 31, 2013
hati kami udah terpisah selama lima tahun lebih, lalu tetiba dipertemukan
tak kuasa memandang matamu, tak kuasa melihat kenyataan pahit didalamnya.

jangan hanya meliriku, jangan hanya berbicara dalam hati,jangan hanya melihat fb atau fotoku,jangan pura-pura untuk tak tau. seandainya sulit terungkap berilah senyuman padaku, itu jawaban-nya

oh my god
menghadapi kenyataan bahwa kau sudah dengan gadismu?
dengan melihat senyummu terkembang disampingnya?

apakah senyum merupakan acuan kebahagiaan?
bukankah sayang sesungguhnya adalah menginginkan yang terbaik baginya agar dia mampu mencapai kebahagian?
Bila kebahagiaannya bersama kita, mungkin kebersamaan adalah jalan menuju bahagia
Tapi, bila kebahagiaannya bersama orang lain, mungkin jalan satu-satunya adalah merelakan..

baiklah sayang, ini dia. aku belum bisa merelakan.
setelah bertahun, kupikir ini bukan masalah lagi.
apa yang terjadi saat tiba-tiba kau berada di hadapanku..
benar-benar diluar dugaan.
dengan segala yang telah terjadi. dengan lima tahun terlewati.

seringkali kenangan hadir tanpa permisi
memporak-porandakan benteng pertahanan yang selama ini ada
memuntahkan kisah yang terlanjur dimakan waktu
hingga hati mempertanyakan apa tujuan takdir mempertemukan kalian kembali
sekali lagi, hanya waktu yang mampu menjawab

apa gerangan yang terjadi antara takdir dan waktu

mereka sama-sama menyimpan misteri kehidupan
adapun bermisteri supaya kehidupan penuh kejutan, tidak membosankan 

manusia bergegas mencari, selagi mereka sibuk menutupi. 


----berkata dengan seorang teman, terima kasih. entahlah terima kasih saja.
ERENA's © 2014