Beberapa hari yang lalu, majalah rutin sekolahku terbit. Dibagi-bagiin gratis gitu. Aku ngga terlalu tertarik buat baca-baca saat itu juga soalnya tugas numpuk banget, selain karena desainnya kurang menarik juga sih. Aku baru sempet baca majalah itu dirumah, malem-malem pas mau tidur. Aku baca semuanya, tiap inci.
Ada tulisan, semacan cerpen, yang isinya tentang deskripsi arti sekolahku. Aku baca bener-bener. Aku tersentuh sama tutur bahasanya. Sampai-sampai aku nangis. Tentang perjuangan, pengorbanan, dan keberhasilan.
Ada sesuatu yang ngebuat aku bingung, nggak terima, marah, kecewa, dan bersyukur. Bukan karena isi tulisan tadi, tapi karena aku menyadari bahwa aku sudah menerima sekolahku sepenuhnya. Aku pernah bilang kan kalau aku nggak suka sama sekolahku ini? Hanya baca artikel tentang sekolahku tadi, dan aku ngerasa tersentuh; ini bener-bener nonjok aku. Salah satu sudut hatiku sebenarnya masih menolak, dia teriak "Tidak!!" tapi teredam oleh sisi-sisi hatiku yang lainnya. Diriku masih menolak, namun juga menerima, menerima dengan senang hati. Tapi ada bagian lain yang merasa lega, karena bisa menerima kenyataan; juga sekarang aku menganggap bahwa diriku bukan lagi penghianat disini. Asal kalian tahu, rasa nasionalisme disini sangaaat besar.
Pada dasarnya aku juga nggak ngerti kenapa aku nggak suka sama sekolahku. Padahal sekolahku termasuk sekolah favorit, semua berharap bisa jadi siswa disini, tapi aku nggak rela. Aku ingin masa depanku bagus; salah satu jalan ya masuk sekolah yang bagus juga kan? Disinilah sekolah yang bagus. Tapi aku nggak mau! Dan menyadari bahwa aku nggak akan mendapatkan yang terbaik selain disini?
No comments:
Post a Comment