Wednesday, July 27, 2016

Do You Know This Kind Of Ilness

Wednesday, July 27, 2016
Ow! I forgot to give a self congratulary post for going to EXO concert! Even it's been months since the last post hehehe

Not so many things happened in the last 5 months. I've achieved one of my dreams, yes, that was seeing EXO with my own eyes. But im not here to tell you about it hm.

So, there is a friend who is kinda a close one, but not really, you know? And there was a circumstance that brought us to a sweet brunch on someday sunny and bright.

She told me story about her longlast friend since highschool, who has changed. Since the friend found new circle of peer, she felt that this friend's demeanor had changed. And she was confused, and wondering that, what if all of this time she befriend her, this friend didnt show her true self?

Hm, we dont know how deep is a person's thought, do we?

But later at late night, my mind brought me to a question.

Aren't you also a dishonest person?
Dont you pretending to be happy and smiling  while keep up with the pace of others?

It slapped me internally. Because, yes, im a two face.

I do pretend to be okay with what others do. Im not a social person. Im not a kind of person who always wants to hang out everynight, surrounded with hundreds of people.

Even doing a nights out with my closest peer sometimes felt difficult.

But i should do it, right? Because im a human with a heart and common sense, because life aint going with me only. And because we meet with many people, dont we also need many faces for them? Because, if we being egoistical heartless human, hm it's not nice.

I dont celebrate things. I dont celebrate my self for getting a good grades. I dont celebrate birthdays, mine included. I dont know why but i have no urge feeling to do it, to do those things others do.

Like, okay, congratulations. Then be it. Final.

So what i want to say is,

Is this a kind of ilness? If i may add that, im afraid sadness will come to me  if i am being too happy, am i sick?

This is really scaring me.. This thought keep bugging me wherever i go, until i found the answer, or,

maybe, until i found my true self?

Saturday, February 20, 2016

After 1 Year Hiatus

Saturday, February 20, 2016
Ah hello there.

Bukan hiatus sih namanya, memang sudah lupa punya blog. Kalau tadi ngga buka profil facebook sendiri ya ngga bakal kesentuh lagi ini :)

So it's been over a year im feeling comfortable with my life, too comfortable exactly. If i should review my life in 2015, i didn't have any big things done. I did just go to classes and do my homeworks (even im not good at those things), and haven't go to places for some vacation; (but i've categorized myself to people who doesnt really need far and long vacation). Idk why my home (my room tbh) is way too cozy to be left. Okay maybe not just at home for a whole year. My univ has this program called KKN (Kuliah Kerja Nyata -maybe some of you knew it alr) it requires students to give real action for our country-- you may search it by yourself (im sorry! lol). Other works or projects? nah, nope  not really. Oh! I spent nearly all of my time reading fanfictions because.../sigh/ exo. Did i ever mentioned this on my prev posts? I think i did.

I dont wanna reveal to y'all what kind of fiction i read because uhm it's kind of taboo for major people and i  dont wanna be judged by it (ok this is enuf a spoiler lol). Often i feel so gross and insane because --hello oh mygod-- forgive for what i've sinned. but it's kinda guilty pleasure. Fyi some days ago i debutted on aff by writing a 1k-ish drabble /sigh desperately/.

and do you know im gonna meet EXO in 7 days from now! /screeching/

yes you can congratulate me lol

But it makes me remember things. When i told my my kpop friends that im going to the concert, yea they're kinda surprised and saying stuffs, but one thing strike me hard is

what am i exactly doing with my life.

Im happy and so on because i've found my motivation, the only one thing wrong is maybe im not mature enough to handle it. Now i should be busy with reading jounals/papers and doing some equation for my thesis but as you can see instead of it im updating my spidered blog to wash away my stress. Many of my friends's thesis are progressed much already and it makes me frustrated huhuhu :"<

tolong :"

I have soooo many things i want to pour here but im not a (wo)man with words so,
I hope this is enough for a post in 1 one year, i do wish i can write more because it is fun.

Too much blabbering im sorry, i will continue reading journals on the other tabs. Bye xoxo.

Sunday, October 26, 2014

Sunday, October 26, 2014
I’m craving for kafeine. It relieves almost everything.

When the beast of your mind is too noisy. All you need is a cup of your favorite coffee along with rain (if it’s rainy season lol), ballad song on behind, and maybe couple of books.

(Not calculus or demography or kind of books okay)

Too cliché. And too bad, I’m just an ordinary person. So dont judge me of being mainstream or hell. I don't expect anyone though, since I love loneliness.

I will just being perfectly fine when you talk to me. But if you would spare your precious time only to let me get into silent mode, you’ll see I voluntarily sucked in to my own busy happy thought.


Just for the sake of being polite and socialize.

Excuse me.

Wednesday, January 15, 2014

My exam is over and im heading for holiday

Wednesday, January 15, 2014


My exam is over and im heading for holiday, surely after finish my last work on this project. And i will really on holiday. Have i told you earlier that i didn’t take those hustle bustle thing? Im gonna be Eren the ‘selo’-est person in this decade. Haha hahaha :D 

“Kenapa nggak ikutan lagi?”
“Loh? Iya po mbak kamu nggak lagi?”
“Ayolah dipikir ulang, kamu udah terlanjur disini...”

Beberapa tanggapan atas keputusanku tempo hari. Hmm, dipikir ulang? Semakin dipikir semakin aku tanya sama diriku sendiri semakin aku mempertimbangkan apa yang akan terjadi, jawabanku semakin tidak. Bukan berarti aku nggak peduli. Sampai sekarang pun aku sering bertanya kok tentang perkembangannya. It is not about you all, it is about me.

Lagi. Belum lama ini, pertama kalinya aku merasa kecewa terhadap seseorang, pada keadaan, yang terjadi di project sekarang ini. Entah aku yang lagi kenapa, rasanya jadi males ngomong. Padahal temen-temen yang lainnya yang tadinya aku kira bakalan nggak terima karena keputusannya mendadak, mereka oke-oke aja. Aku jadi nggak ngerti. Sampai aku menyimpulkan bahwa aku sudah lelah dengan ini. Namun tanggung jawab tetap harus dilakukan, aku akan bertahan sampai ini selesai.

Let’s move to other story.

Masih berkaitan dengan orang lain. I feel like im ready to kill myself when there is somebody says “Temenin dong...” or “Aku nggak mau sendirian” in front of me, in serious kind of situation. Its just like, come on, you have your own leg so, just go! Everybody has their own business, so dont mess with it, and dont bother other people. 

Itulah kenapa apabila suatu saat aku minta tolong ke temenku, tapi reaksi pertamanya udah nggak enak, aku mendingan mundur aja. Lakukan sendiri. Atau terpaksanya nggak bisa, minta tolong ke orang lain. Aku tahu orang yang sukanya ngerepotin orang lain itu tahu kok kalau orang yang mereka mintain tolong itu nggak mau, tapi mereka pura-pura buta. 

There is the key: dont bother other people.

at another time, I was having dinner with some friends, we talked about everything chit chat ngalor ngidul sampai pada suatu topik bahasan: ujian. Dan ada beberapa yang berkata jujur bahwa ia menyontek di ujian kemarin. Aku sedikit kaget, masa sih dia dia nyontek? Secara udah pinter gitu lho, ngapain pake nyontek nyontek segala. Beda ya kalo PR atau tugas, itu kan memang bebas mau kerjasama atau enggak. Tapi man, yang lagi diomongin ini tuh ujian. Dan kita udah kuliah. Berkaitan dengan IP, berkaitan dengan masa depan yang tinggal di depan mata. Dan mereka berbohong terutama pada diri sendiri. Dan dia dia ini ternyata bukan minoritas. 

I was just like ..., i was listen to her-his story quietly. Not showing any reaction of it.
Here, im not saying that i never do it but what im saying is, ternyata temen-temenku sendiri yang aku pikir pinter akademik, aktif disana sini, baik dalam berteman, ternyata melakukan itu. You, lost me at it. Clearly. 

Okay, probably this is to much. 

Hey, what will i do in my lovely priceless holiday, huh? it is a must that watching movies and reading some books. Or maybe i just need to get more sleep.

Monday, November 18, 2013

dia yang baru?

Monday, November 18, 2013


Hai.


Seharusnya aku menulis ini beberapa waktu yang lalu. Tapi moment dan ketenanganku baru ada sekarang hehehe.

Di postingan-postinganku yang sebelumnya aku selaluu aja bahas tentang dia yang—kata ‘kita’ tuh udah lama banget. Bukan so last year lagi tapi almost 6 years. namun sekarang ada nama baru yang belakangan ini mengusik pikiranku. Dengerin lagu sedikit aja, inget sama dia. Buka twitter kalo di timeline ada dia, tau-tau senyum-senyum sendiri—iya, aku menyadari itu; atau kalo dianya nggak ada, otomatis buka profilnya di new tab. Jadi kepo gitu, ngecekin conversationnya, favoritesnya, following-followersnya. Di kehidupan sehari-hari juga jadi otomatis nyariin dia. Alay bet :|

Di posisi ini aku kembali berpikir ke dia yang dulu. Seharusnya aku nggak perlu sedih-sedih seperti kemarin. Realistis, kita udah lost contact lebih dari 5 tahun; ketemu juga Cuma nyapa doang nggak ngapa-ngapain. Aku yakin banget dia udah ngubur namaku dalam dalam di masa lalunya. Sempet ge-er juga karena merasa aku-lah yang membuat dia jadi seperti sekarang—ya, he is an idol now, if you get what i mean. Enggaklah ya, dia berubah karena dia mau, karena dirinya sendiri. 

Sekarang udah nggak ada dia-yang-dulu lagi, adanya dia-yang-baru. Mulai saat ini kalo aku nyebut ‘dia’ itu berarti dia-yang-baru ya. Aduduh, ribet. Ehem.

Namun yang terjadi sekarang adalah... aku nggak sedalam itu kok suka sama dia, Cuma kagum aja ternyata.

Dari awal aku udah nggak yakin. Kemarin dulu sempet tertarik sama dia, lapi calm lagi, walaupun nggak jadi netral. Sampai suatu saat dia.. hmm terjadi sesuatu. Aku jadi (sok) care gitu. Jadi sebel sama diri sendiri juga, kenapa aku harus bersikap kayak gitu. Disini aku lebih membatasi diri lagi. 

Dan... dan... jeng jeng, aku mengakui aku sudah jatuh. Namun belum sepenuhnya. Begitu banyak hal yang aku pikirkan tentang dia. Salah satu sahabatku bilang, “Kamu bisa suka sama dia karena apanya?”, aku jawab, “Ya dia tu (aku nyebutin beberapa alasan yang kurasa jadi penyebabnya)”, sahabatku itu membalas,”kalau Cuma itu, masih banyak yang lebih dari dia. Yang membuat kita sulit ngelupain seseorang itu kalau kita sendiri nggak tau kita bisa suka sama dia karena apa”.

Iya juga sih, dia ada benernya. Dan aku ada beberapa alasan, itu artinya aku nggak terlalu sulit dong ngelupain dia. Karena jujur aja perasaan ini bikin aku jadi nggak nyaman. Apa-apa harus aware, kontrol diri biar kelihatan natural. Kalau diterusin bisa bikin tambah susah, sakit sakit sendiri, galau galau sendiri; dianya belum tentu ngerasa pula. Malah tambah runyam kalau sampai dia tahu atau ngerasa. Jadi? Ya jadi, yaudah, sampai disini aja dia-yang-baru-nya.

Tuesday, August 20, 2013

Masih Tentang Firasat Tidak Pernah Berbohong

Tuesday, August 20, 2013
Makhluk macam apa dirimu itu? Kamu membuatku menjadi orang bodoh. Sedari pagi aku nggak bisa nggak mengingatmu. Apa? aku berbohong? Keterlaluan. Kamu yang memberikan alasan untuk aku selalu memikirkanmu. Aku tidak bisa berhenti bertanya-tanya; apakah kamu baik-baik saja? tidak akan ada hal buruk lain yang menimpamu kan? apakah kamu butuh sesuatu? ..huh. Ingin sekali rasanya aku menerobos penjagaan ketat ego dan logikaku. Berada disampingmu untuk merawatmu, walau hanya untuk sementara.  Kamu sedang sakit, mana mungkin aku hanya menjengukmu lalu sudah, gitu? Sulitnya menahan gemuruhku saat aku melihat wajah dan matamu dalam ingatanku, yang dengan sangat hati-hati kurekam saat kunjunganku yang lalu, kemudian kusimpan dengan rapi. Aku pikir adanya agenda dan sebuah hang out bisa menyelamatkanku darimu, namun kenyataannya? Sudahlah. Ada baiknya jika aku segera mengakhiri cerita ini.

Saturday, August 17, 2013

Firasat Tidak Pernah Berbohong #2 (maaf untuk #1 tidak saya publikasikan)

Saturday, August 17, 2013
[sabtu, 17/08 kurang lebih pk 8 malam, di sebuah gerai makanan]

Akhirnya aku memutuskan untuk menjenguknya. Entah kenapa, saat aku memikirkan hal itu, aku jadi yakin dan nggak ada rasa ragu lagi. Yang aku pikirkan cuma aku harus jenguk dia, aku harus bertemu dia, aku harus tahu keadaannya gimana.

Walau aku tahu dia sudah ada yang punya, hari-harinya diisi oleh seseorang, di hatinya ada perempuan lain, aku terima kenyataan itu. Bisa berhadapan dengannya lagi, saling bicara, cukup membuatku lega.

Tadi pagi aku benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih; aku terus mengulanginya: aku harus gimana, apa yang harus aku lakukan. Namun sekarang aku sangat tenang, sampai-sampai rasanya tidak ingin bicara dan berpikir tentang apapun. Bahkan tentang apakah dia masih menyimpan rasa terhadapku, itu bukan masalah lagi.

[masih sabtu, kurang lebih pukul 11 malam, di rumah]

Sepertinya aku belum bisa berdamai dengan rasa sesak ini. Sejak meninggalkan rumahnya, kesadaranku seakan melayang. Sulit sekali mengatakannya. Aku masih baik-baik saja ketika berpamitan dengan orang tua temanku, ketika sedikit bertukar cerita lalu say goodbye pada temanku itu sebelum aku pulang, dan ketika bertemu ibuku di ruang tamu; aku masih bisa ceria dengan beberapa guyonan-ku, membuatku kaget sendiri bahwa aku bisa semahir itu menutupinya.

Namun rasa pengap itu kembali menghampiriku saat aku sudah berada di dalam kamarku. Aku sendirian. Tidak ada yang melihatku bersikap aneh. Aku tidak melakukan apapun, tidak membereskan buku-buku, tidak memasukkan pakaianku yang sudah disetrika, bahkan aku belum menggantung jaket yang baru saja aku lepaskan; aku hanya menaruhnya saja. Aku hanya tergeletak tidak beraturan di atas kasurku, memeluk guling, dan menenggelamkan wajahku di sana.

Aku mengingatmu. Tanpa terasa pipiku basah. Satu.. dua.. tiga.. aku tidak bisa menghentikannya. Ia terus memaksa keluar, dan aku sama sekali tidak keberatan. Sekalian menghantarkan nafasku yang berat. Rasanya aku tidak sanggup melihatmu seperti itu. Setelah sekian lama, akhirnya aku berani menemuimu terlebih dulu. Tapi kenapa kamu harus begini baru aku bisa mengalahkan egoku? Huh..

Sekarang ini aku sudah cukup bisa mengendalikan diri. Belum lelah untuk tertidur, namun tidak sebaik itu untuk bisa melakukan hal-hal yang produktif. Sebaiknya aku berdoa untukmu, seperti yang sebelum-sebelumnya aku lakukan. Dan aku meminta maaf atas menyelipkan namamu dalam harapan-harapanku tanpa meminta izin kepadamu terlebih dulu.
ERENA's © 2014